Hanya Bisa Memlukmu Dengan Al-Fatihah

Kebanyakan anak perempuan ia selalu merasa paling dekat dengan seorang ayahnya dibandingkan dengan ibunya, kebalikannya untuk anak laki-laki ia selalu merasa dekat dengan seorang ibunya dibadingkan dengan ayahnya, bukan begitu?

Entah karena apa bisa begitu... mungkin karena anak perempuan ia selalu membutuhkan pegangan yang menguatkan dirinya dalam hidupnya, ya seorang ayah bisa melakukan itu untuknya.

Sedangkan anak laki-laki ia cenderung ingin melindungi seseorang yang paling berharga dalam hidupnya, ya seorang ibu adalah sosok yang paling layak mendapatkan perlindungan dari anak laki-lakinya. Namun ya aku tahu tidak semua anak merasa begitu, namun kebanyakan saja yang aku lihat demikian. 

Kali ini adalah cerita dari anak perempuan yang kala ia kecil ia berulangkali menangis tersedu hanya karena menginginkan sesuatu, namun ayahnya tidak langsung memberikan apa yang diinginkannya itu padahal ayahnya bisa untuk memenuhi keinginan anak perempuannya ini. 

Yang dipikirkan ayahnya saat ini adalah memberikan pelajaran hidup bahwa anak perempuannya ini harus terbiasa berusaha dulu sebelum mendapatkan sesuatu yang ia inginkan, maka ayahnya ini meminta anak perempuannya untuk berkerja membantu ibunya bersih-bersih dahulu sebelum ia memberikan apa yang diinginkannya itu. 

Keinginan anak perempuan saat itu adalah ia ingin bermain dengan anak-anak lain di halaman dekat rumahnya dengan diberikan bekal, agar ia bisa ikut jajan disaat anak lainnya jajan. Sesederhana itu keinginan anak perempuan ini.

Namun demikian ayahnya ini memdidik anak perempuannya agar ia terbiasa berusaha dulu, sebelum mendapatkan sesuatu. Kejadian ini terus berulang kala anak perempuan ini menginginkan sesuatu, ia akan selalu diminta untuk berusaha dahulu untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.

Suatu masa kala anak perempuan ini beranjak remaja, ia kehilangan sosok orang yang dapat memenuhi keinginan-keinginannya ini, ia ditinggalkan ayahnya untuk selamanya.

Pelajaran yang ditanamkan ayahnya sangat berharga baginya, kebahagiaan yang ia rasakan disaat keinginannya dikabulkan oleh ayahnya selalu teringat dalam benaknya. Tangisan yang berderai air mata tak bisa ia hentikan saat itu.

Hari-hari berlalu dengan kekosongan dalam hatinya, kehidupan yang amat sangat kejam ia rasakan. Kini anak perempuan ini dipaksa hidup mandiri oleh keadaan. 

Masa duka telah berlalu, namun luka dalam hati masih terasa untuknya. Kehidupan yang kejam baginya kini berlanjut semakin ganas saja. Cobaan bertubi-tubi menghampirinya, hal-hal yang ia inginkan dahulu bisa ia dapatkan hanya dengan usaha yang sederhana. Namun kini ia harus berusaha lebih keras lagi untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.

Semisal untuk bekal saja, dulu ia bisa mendapatkannya hanya dengan membantu ibunya bersih-bersih di rumahnya, kini ia berusaha lebih dengan berdagang makanan di sekolahnya hanya agar ia dapat bekal untuk jajan di sekolahnya.

Ia berusaha mencukupi apapun kebutuhan sekolahnya sendiri, menahan keinginan-keinginan lainnya agar dapat terus melanjutkan pendidikannya. Pelajaran kemandirian yang ia dapatkan dari keadaan yang sulit untuknya.

Semua itu ia lalui hingga ia dewasa... pekerjaan, kuliah dan cita-cita perlahan semua terasa menjadi beban, seperti kutukan untuknya. Lelah pastinya ia alami... 

"Yah kini anak mu telah dewasa, aku sudah berusaha keras untuk apa yang aku inginkan bisa terwujud. Seperti apa yang diajarkan ayah dulu, aku selalu berusaha yah... Sungguh aku selalu berusaha keras yah, kini aku mencapai titik lelah. Aku butuh ayah untuk menguatkan ku, ingin sekali aku bertemu ayah hanya untuk dapat memelukmu saja..."

Sayangnya kini ia hanya dapat memeluknya dengan Al-Fatihah.

Teruntuk perempuan hebat, aku kagum denganmu...
Tidak semua bisa sepertimu, itu artinya kamu sangat istimewa...
Kuatkanlah selalu hatimu wahai perempuan hebat...

Cerita ini tidaklah sepenuhnya nyata, hanya karangan biasa yang aku tulis untuk menjadi sebuah inspirasi, semoga ini dapat membuat mu terinpirasi. Ada masukan atau saran untuk ku? jangan ragu untuk memberi tahu, agar tulisan ku dapat berkembang. 

Lalu cerita untuk anak laki-laki? Nanti yaa...

See you next post! 😉

Sendi Agustian

Berbagi kata-kata, cerita tentang pengalaman dan pemahaman. Juga sampingan dalam hal koding serta berbagi mengenai dunia Informasi Teknologi.

2 Komentar

  1. Terlepas dari perempuan atau bukan. Intinya, pesan dan kesan-kesan orang semasa hidupnya akan terasa lebih bermakna di saat dia telah tiada ~ lanjutkan nul, jadi rival yeuh ceritana :v

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hooh bener rivalkeun beh sumanget lahhhh 🤣

      Hapus
Lebih baru Lebih lama