Sejarah Haji ini Berkaitan dengan Kisah Nabi Ibrahim 'alaihis salam

Bismillah... kembali lagi di blog sendiagustian.my.id kali ini saya ingin menceritakan sedikit kisah Nabi Ibrahim 'alaihis salam, karena beberapa hari belakangan ini saya agak banyak membaca soal sejarah dan urutan haji, jadi saya ingin membagikan apa yang telah saya rangkum soal Sejarah Haji ini Berkaitan dengan Kisah Nabi Ibrahim 'alaihis salam.

Seperti yang kita ketahui bahwasannya dalam prosesi haji ini terjadi berurut pada tanggal 8-13 Dzulhijjah.

Pada 8 dzulhijjah disebut juga sebagai Hari Tarwiyah yang bermakna berpikir atau merenungi.

Penamaan Tarwiyah ini berkaitan erat dengan kisah Nabi Ibrahim yang diperintahkan Allah ta’ala untuk mengorbankan anaknya Ismail 'alaihis salam melalui suatu mimpi. Nabi Ibrahim 'alaihis salam merenung apakah mimpi itu benar berasal dari Allah sahingga manjadi suatu perintah yang harus dikerjakan, atau hanya berasal dari syaitan untuk mengganggunya.

Arafah yaitu bermakna pemahaman atau pengetahuan.

Pada malam tanggal 9 Zulhijjah, Nabi Ibrahim 'alaihis salam kembali mengalami mimpi menyembelih putaranya Ismail 'alaihis salam ini mimpi kedua kalinya. Sehingga menimbulkan keyakinan dalam hati Nabi Ibrahim 'alaihis salam bahwa perintah ini benar berasal dari Allah ta'ala. Ini dapat dihubungkan dengan nama hari kesembilan bulan dzulhijjah, yaitu hari Arafah.

10 Zulhijjah disebut juga dengan hari Nahar yang berarti menyembelih.

Malam ketiga Nabi Ibrahim ‘alaihis salam mengalami mimpi yang serupa yaitu untuk mengorbankan Ismail ‘alaihis salam. Karena mimpi ini telah tiga kali terjadi, Nabi Ibrahim ‘alaihis salam memutuskan untuk melaksanakan mimpi tersebut atas dasar perintah dari Allah ta’ala.

Sungguh berat keputusan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam ini, bagaimana tidak sekian lama Nabi Ibrahim ‘alaihis salam memohon kepada Allah ta’ala agar dikaruniai seorang anak. Akhirnya permohonan Nabi Ibrahim itu dipenuhi dengan lahirnya seorang anak laki-laki yang diberi nama Ismail.

Akan tetapi, kegembiraan itu tidak berlangsung lama. Dikala Nabi Ismail ‘alaihis salam masih bayi, dia terpaksa dipindahkan bersama ibunya, Siti Hajar, dari Syam ke lembah gersang yang sunyi di Makkah. Maka berpisahlah Nabi Ibrahim ‘alaihis salam dengan anak dan isteri yang sangat dicintainya. Sampai akhirnya mereka dipertemukan lagi di Makkah ketika Ismail sudah beranjak dewasa.

Pertemuan yang kedua inipun tidak berlangsung lama. Mimpi yang benar dari Allah ta’ala, yang berisi perintah penyembelihan Nabi Ismail ‘alaihis salam harus dilaksanakan.

Cobaan yang sama beratnya juga dialami Nabi Ismail ‘alaihis salam dia harus menyerahkan lehernya untuk disembelih oleh ayah kandungnya, yang selama proses pertumbuhannya hampir tidak pernah dilihatnya. Dia juga harus meninggalkan ibunda tercinta yang selama ini telah bersusah payah sebatang kara mendidik, merawat dan membesarkannya. Dia belum sempat membalas jasa-jasa ibunya Siti Hajar.

Namun betapa hebat iman dan sabarnya keluarga Nabi Ibrahim ‘alaihis salam sehingga ayah dan anak itu sepskat untuk melaksanakan penyembalihan.

Lalu mereka berjalan menuju suatu bukit batu yang kemudian disebut Jabal Qurbati (Bukit Qurban). Dalam perjalanan, iblis menggoda dan membujuk mereka agar penyembelihan tidak dilaksanakan.

Nabi Ibrahim ‘alaihis salam, Hajar dan Nabi Ismail ‘alaihis salam tidak mau tergoda. Mereka melempar iblis dengan batu kerikil supaya menghentikan godaannya. 

Peristiwa pelemparan iblis terjadi di tiga tempat. Ketiga tempat itulah yang disebut dengan Jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah yang kini menjadi bagian dalam ibadah haji pada hari tasyriq (11, 12, 13 dzulhijjah).

Seketika pisau hampir mengenai lehernya Nabi Ismail ‘alaihis salam, tiba-tiba Allah ta’ala berseru dengan firman-Nya, memerintahkan untuk menghentikan agar tidak perlu diteruskan pengorbanan terhadap anaknya. Allah ta’ala telah meridhoi keduanya, sebagai imbalan keikhlasan mereka Allah ta’ala mencukupkan dengan penyembelihan seekor kambing sebagai kurban.

"Lalu Kami panggil dia, Wahai Ibrahim! Sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu. Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar," - [Q.S. Ash-Saffat [37]: 104-107]

Nah begitulah yang saya bagikan tentang sejarah haji yang berkaitan dengan kisah Nabi Ibrahim 'alaihis salam. Semoga kisah ini dapat menginspirasi dan menambah iman serta taqwa kita terhadap Allah ta'ala, aamiin ya Rabb..

See you nest post!

Sendi Agustian

Berbagi kata-kata, cerita tentang pengalaman dan pemahaman. Juga sampingan dalam hal koding serta berbagi mengenai dunia Informasi Teknologi.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama