Haruskah Aku Menikah Dengannya?

Haruskah Aku Menikah Dengannya?

Bismilah, pada kali ini aku share beberapa catatan yang aku catat pada saat mengikuti kajian dengan Ustadz Abu Takeru di instagram, tentang Kajian Cinta yang berjudul Haruskah Aku Menikah Dengannya?

“Apa saja di antara rahmat Allah yang dianugerahkan kepada manusia, maka tidak ada yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan-Nya maka tidak ada yang sanggup untuk melepaskannya setelah itu. Dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.” Q.S Fattir/32: ayat 2

Dunia adalah tempat ujian bukan hasil, jika ingin menilai dunia maka parameternya adalah sikap kita terhadap dunia ini.

Jangan pernah menilai seseorang hanya karena lahiriahnya, karena bisa jadi orang tersebut sudah membrikan usaha yang luar biasa atas masalahnya. Maka orang tersebut sudah mendapatkan pahala atas usahanya ditambah karena dicemooh juga oleh orang-orang.

Dalam masalah cinta, untuk penentuan dalam pernikahan ustadz Nuzul Dzikri pernah memberi nasihat,

“Not the past and not the future”

Kita diminta tidak men-judge masa lalu ataupun masa depan, kita hanya diminta men-judge masa sekarang.

Masalalu bisa jadi pertimbangan, namun masa depan jangan sekali-kali kita men-judgenya. Misalnya kita berfikiran “Saya ingin menikai dia, karena saya berharap kalau sudah dinikahi saya bisa membimbing dia sehingga dia bisa menjadi shalehah” ini tidak boleh karena bisa jadi kemungkinan malah perempuan/laki-laki ini yang terbawa buruk oleh perempuannya/laki-lakinya.

Lalu kenapa terkadang ada pernikahan sudah terwujud dan beberapa tahun berrumah tangga namun akhirnya cerai juga, padahal sudah melakukan istikharah dan benar-benar yakin baik atas pilihannya dari awal?

Nah kita jangan hanya terfokus dengan firman Allah yang berikut,

“Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula).” Q.S An-Nur/24: ayat 26

Kadang merasa baik sendiri dalam berrumah tangga dan merasa pasangan kurang baik. Kalo mau menilai masalah rumah tangga jangan hanya mengunakan aya di atas, namun kita harus pahami juga firman Allah,

“Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu (Muhammad), melainkan mereka pasti memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. Dan Kami jadikan sebagian kamu sebagai cobaan bagi sebagian yang lain. Maukah kamu bersabar? Dan Tuhanmu Maha Melihat.” Q.S Al- Furqaan/25: ayat 20

Karena dunia ujian maka kita pun satu samalain diuji termasuk hubungan dengan pasangan.

Jawaban Syaikh Asim Al Hakim juga yang intinya,

“Jawaban istiqharah adalah yang terbaik untuk saat itu ketika istiqarah, namun kondisi setelah istiqharah tergantung (karena takdir allah juga tentunya) bagaimana sikap dan perbuatan kita setelah nikah.”

Maka sebelum nikah cari dan pilihlah,

  1. Pasangan yang ideal (dari sisi akhlaknya),
  2. Jika punya kesalahan pastikan BUKAN merupakan dosa besar,
  3. Jika punya kesalahan pastikan BUKAN dosa kecil yang terus menerus seakan menjadi hobi,
  4. Jika punya kesalahan pastikan BUKAN kesalahan yang terang terangan,

Jadi haruskah Aku Menikah Dengannya? Jawabannya ya terserah tergantung bagaimana cara penentuan kita masing-masing.

Wallahu a'lam, aku bagikan catatan ku ini semoga bermanfaat.

Note: link kajiannya klik disini jika ingin langsung mendengarkan kajiannya.

See you next post! 😉 

Sendi Agustian

Berbagi kata-kata, cerita tentang pengalaman dan pemahaman. Juga sampingan dalam hal koding serta berbagi mengenai dunia Informasi Teknologi.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama