Tauhid Penghapus Dosa


Bismilah, pada kali ini aku share beberapa catatan yang aku catat pada saat mengikuti kajian dengan Ustadz Abu Takeru di instagram, BAB Tauhid episode 2 berjudul Tauhid Penghapus Dosa yang beliau sampaikan dari Kitab Tauhid karangan Syekh Muhammad bin Abdul Wahab At Tamimi.

Pada saat pertama kali bertaubat kita akan merasakan ketenangan dan ke khusyuan pada saat shalat, namun beberapa tahun setelah lama dalam kondisi taubat kekhusyuan dan ketenangan dalam shalat dirasa mulai perlahan hilang maka berdoalah,

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.” Q.S Ali ‘Imran/3: ayat 10

Maka kalau suatu saat kita merasakan drop/futur jangan pernah lepas dari doa itu (Q.S Ali ‘Imran/3: ayat 10) dan jangan pernah tinggalkan shalat.

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan syirik, mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk.” Q.S Al-An’am/6: ayat 82

Jadi orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukan keimanan dengan kesyirikan maka mereka adalah orang yang mendapatkan keamanan dan mereka akan mendapatkan petunjuk.

Lalu bagaimana apabila ada orang tidak melakukan kesyirikan (tidak melakukan syirik akbar) namun banyak melakukan kezaliman dosa-dosa apakah dia akan tetap mendapatkan keamanan dan petunjuk?

Kata Syaikh Abdurrahman Bin Hasan Alu Asy-Syaikh,
kezaliman itu ada 3 macam:

  1. Kezaliman kepada Allah, yaitu kesyirikan.
  2. Kezaliman seseorang kepada dirinya sendiri.
  3. Kezaliman kepada orang lain.

Orang yang melakukan kezoliman yang ke-1 (Kesyirikan) maka mereka adalah orang yang total tidak akan dapat keamanan dan petunjuk.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman,

“… tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka.” Q.S As-Saffat/37 : ayat 23

Jadi orang-orang yang melakukan kesyirikan mereka akan total tidak akan mendapatkan keamanan dan petunjuk, yang ada mereka semua akan masuk kedalam neraka.

Orang yang beriman tapi mencampur adukan dengan kezaliman yang BUKAN kezaliman SYIRIK AKBAR (zina dan sebagainya) dia tetap akan mendapatkan keamanan dan petunjuk di akhirat namun tidak sempurna. 

Maka, bisa jadi ia dimasukan dahulu ke neraka untuk menghapus dosa-dosanya lalu setelah dosa-dosanya diampuni ia baru dimasukan ke syurga.

Kemudian hadis/dalil yang selanjutnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda dari riwayat Bukhari dan Muslim,

“Barang siapa mengucapkan: ‘Saya bersaksi bahwa tidak ada sesembah yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah subhanahu wa ta'ala semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya, dan bersaksi bahwa Isa adalah hamba Allah dan anak dari hamba-Nya dan kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam serta Ruh dari-Nya dan bersaksi pula bahwa surga adalah benar adanya dan neraka pun benar adanya’, maka Allah pasti akan memasukkannya ke dalam surga apapun amalnya”

Bisa kita sebutkan ada beberapa syarat dalam hadis ini untuk bisa masuk syurga,

  1. Bersaksi tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan bersaksi bahwasannya Muhammad adalah utusan Allah.
  2. Bersaksi bahwasannya Isa adalah hamba dan Rasullullah serta kalimat yang allah campakan kepada maryam.
  3. Bersaksi bahwa syurga itu benar 
  4. Bersaksi bahwa neraka itu benar.

Dari tiga hal di atas ada beberapahal yang harus dipahami, pertama berarti kita harus bersaksi tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan bersaksi bahwasannya Muhammad adalah utusan Allah.

Namun bersaksi disini harus berlandaskan ilmu, jangan sampai kita bersaksi demikian tapi kita tidak mengerti kuesekuensinya.

Lalu, bersaksi bahwasannya Isa adalah hamba dan Rasullullah karena nabi Isa sering diklaim sebagai tuhan maka nabi Muhammad menekankan untuk kita meyakini nabi Isa itu adalah hamba dan Rasulullah.

Adapun kejadian nabi Isa lahir tanpa ayah, itu mudah bagi Allah sebagaimana Allah ciptakan nabi Adam tanpa ayah dan ibu.

Kemudian bersaksi bahwa syurga itu benar neraka itu benar adanya, walaupun kita belum pernah melihat tapi kita harus tetap meyakininya.

Maka orang yang mempupnyai 4 kriteria di atas Allah akan masukan dia kedalam syurga apapun amalnya. 

Walaupun amalannya sedikit dan banyak melakukan dosa? Ya, selama ia tidak melakukan pembatal-pembatal keislaman dan tidak meninggalkan shalat dia akan masuk syurga.

Kemudian hadis berikutnya, imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan seseungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,

“Sesungguhnya Allah mengharamkan dari neraka, bagi siapa yang mengucapkan laa ilaha illallah (tiada sesembahan yang benar disembah selain Allah) yang dengannya mengharap wajah Allah”

Kalo ada orang yang bersaksi mengatakan “Tiada sesembahan yang benar disembah selain Allah” dia benar mengucapkan ini dengan ikhlas bukan karena paksaan, maka Allah akan haramkan atas dia untuk masuk neraka selamanya, artinya kalau masuk neraka sementara waktu maka bisa saja.

Dan dari Sa’iid al-Khudriy radhiyallaahu ‘anhu dari Rasulullah shallallaahu ‘alayhi wa sallam, beliau bersabda:

”Berkata Muusa ‘alayhis salaam: ‘Wahai Rabb, ajarkanlah padaku sesuatu yang dengannya aku berdzikir kepadaMu dan berdoa kepadaMu’. Maka (Allaah) berfirman: ‘Wahai Muusaa, Ucapkanlah: ‘Laa ilaaha illallaah ’. Berkata (Muusaa) : ‘Setiap hambaMu mengucapkan hal ini’. (Allaah) berfirman: ‘Wahai Muusa, seandainya langit yang tujuh serta seluruh penghuninya, selain Aku, dan ketujuh bumi diletakkan dalam satu sisi timbangan dan kalimat laa ilaaha illallaah diletakkan pada sisi lain timbangan, niscaya kalimat laa ilaaha illallaah lebih berat timbangannya’…”

Catatan kaki hadist di atas,

  1. lbnu Hibbaan (no.2324): Al-Hakim (1/528, no. 1936). dan ia disetujui Adz-dzahabi,
  2. Al-Baihaqi dalam Al-Asma’ wa Ash-Shifat hal. 102. Dan Al-Haitsami menisbatkan dalam Al-Majma’ (10/82, no. 16802), 
  3. An Nasaa`iy dalam al-Kubraa (no. 10670), Abu Nu’aym dalam al-Hilyah (2/328), al-Muttaqil Hindi dalam Kanzul ‘Ummat (no. 1907). 
  4. Abu Yala dalam musnadnya (no. 1393), dan ia berkata “Para perawinya menguatkan atas kelemahan mereka. Dalam sanadnya ada Darmi bin Sam’an Abu As-Samah dan ia dha’if” Lihat Taqrib At-Tahdziib: (1/235)
  5. Hadits ini didha’ifkan oleh al-Albaaniy dalam Kalimatul Ikhlaash (1/58)

Dari hadist ini kita mengetahui bahwasannya kalimat “La ilaha illallah” lebih berat timbangannya di akhirat kelak dari pada langit yang tujuh serta seluruh penghuninya, selain Allah, dan ketujuh bumi.

Terakhir tentang hadist Bithaqah (Kartu Ajaib)

Dari sahabat Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla akan membebaskan seseorang dari umatku di hadapan seluruh makhluk pada hari kiamat. Lalu dibukakan kepadanya sembilan puluh sembilan catatan amal. Setiap catatan sejauh mata memandang. Allah berfirman : ‘Apakah ada yang engkau ingkari dari semua hal ini? Apakah pencatatan-Ku (malaikat) itu telah menzalimimu?’. Orang itu berkata : ‘Tidak, wahai Tuhanku’. Allah berfirman : ‘Apakah engkau mempunyai ‘udzur/alasan atau mempunyai kebaikan?’. Orang itu pun tercengang dan berkata : ‘Tidak wahai Rabb’. Allah berfirman : ‘Bahkan engkau di sisi kami mempunyai satu kebaikan’. Tidak ada kezaliman terhadapmu pada hari ini’. Lalu dikeluarkanlah padanya sebuah kartu (bithaqah) yang tertulis : Asyhadu an Laa ilaaha illallaah wa anna Muhammadan ‘abduhu wa Rasuuluh (aku bersaksi bahwasannya tidak ada tuhan yang berhak diibadahi selain Allah, dan aku bersaksi bahwasannya Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya). Allah berfirman : ‘Perlihatkan kepadanya’. Orang itu berkata : ‘Wahai Rabb, apalah artinya kartu ini dengan seluruh catatan amal kejelekan ini?’. Dikatakan : ‘Sesungguhnya engkau tidak akan dizalimi”. Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Lalu diletakkanlah catatan-catatan amal kejelekan itu di satu daun timbangan. Ternyata catatan-catatan itu ringan dan kartu itulah yang jauh lebih berat. Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat daripada nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” Diriwayatkan, Ahmad 6994, Turmudzi 2850 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth.

Subhanallah, orang ini datang menghadap Allah dengan penuh dosa. Sembilan puluh sembilan catatan amal, satu catatan sejauh mata memandang, dan isinya catatan maksiat. Namun karena tauhidnya yang terjaga dengan baik, itu bisa mengalahkan semuanya. Ini menunjukkan betapa besarnya fadhilah tauhid, karena tauhid bisa melebur semua dosa.

Wallahu a'lam, aku bagikan catatan ku ini semoga bermanfaat.

Note: link kajiannya klik disini jika ingin langsung mendengarkan kajiannya.

See you next post! 😉 

Sendi Agustian

Berbagi kata-kata, cerita tentang pengalaman dan pemahaman. Juga sampingan dalam hal koding serta berbagi mengenai dunia Informasi Teknologi.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama