Alhamdulillah dengan berkat rahmat dan hidayah dari Allah ta'ala aku dapat kembali membuat tulisan sederhana yang bertujuan mengkaji materi yang telah aku dapati dalam materi khutbah jum'at Tentang Syurga Itu Mahal dari Guru saya Buyung Supriadi, S.S semoga Allah selalu memberikan rahmat kepada beliau, aamiin ya Rabb.
Sholawat serta salam mudah-mudahan selalu tercurah dan terlimpah kepada Qudwah dan Uswah kita semua Rosulullah shallallahu alaihi wasallam kepada keluarganya, sahabatnya dan juga kepada seluruh Kaum Muslimin yang selalu berusaha Ittiba kepadanya.
Dalam hidup dan kehidupan kita di alam dunia banyak pelajaran hidup yang bisa kita ambil. Salah satu pelajaran yang bisa kita ambil adalah 3 kondisi yang ada dalam masyarakat kita yaitu:
- Kondisi saat kita menginginkan barang atau sesuatu yang kita inginkan contoh kasus saat kita menginginkan kendaraan roda dua atau roda empat. Kendaraan yang kita inginkan terlepas kendaraan itu baru atau second tetap membutuhkan biaya. Tidak ada kendaraan roda dua atau kendaraan roda empat yang kita dapatkan secara gratis, tentu ada biaya yang harus kita bayarkan, demi memperoleh apa yang kita inginkan yaitu kendaraan.
- Kondisi saat kita ingin mendapatkan gelar kesarjanaan baik S1, S2, maupun S3, tentu ada biaya yang harus dikeluarkan, baik itu memang biaya yang harus kita bayar ke institusi pendidikan yang kita ikuti ataupun biaya operasional sehari-hari selama kita mengikuti jenjamg pendidikan tersebut.
- Kondisi yang terakhir adalah kondisi yang paling menohok hati dan sanibari kita yaitu saat kondisi kita (maaf) pergi ke toilet umum tentu ada biaya yang harus kita bayar untuk mendapatkan fasilitas dari toilet umum tersebut. Kalau kita renungkan saat kita menginginkan barang yang kita inginkan berupa kendaraan bermotor baik itu kendaraan roda dua atau kendaraan roda empat atau jenjang Pendidikan baik itu S1, S2, atau S3 sangat wajar kalau ada biaya yang harus kita bayarkan, tapi untuk sesuatu yang notabene merupakan tempat membuang kotoran kita baik itu BAB atau BAK kitapun harus membayarnya. Sindiran halus untuk kita semua untuk tempat paling kotor kitapun harus mengeluarkan biaya apalagi untuk tempat paling indah idaman kaum mukminin Syurga-Nya Allah Tabarokawata’ala.
Cobalah kita taddaburi firman Allah Tabarokawata’ala dalam Al-Quran Surat Ali-Imron ayat 133
٠۞ وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَۙ
“Dan bersegeralah kamu kepada Ampunan dari Robb-kamu dan Syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa” (QS 3: 133)
Ayat ini tegas menyatakan Luas Syurga seluas langit dan bumi, sebuah janji Allah yang disediakan hanya untuk orang-orang bertaqwa.
Untuk (maaf) tempat paling kotor saja yaitu toilet umum kita rela membayar untuk mendapatkan fasilitasnya. Apakah kita tidak rela membayar sesuatu demi memperoleh impian kita semua.
Impian Kaum Muslimin yaitu Syurga-Nya Allah Tabarokawata’ala yang luasnya seluas langit dan bumi.
Setelah kita faham ada biaya yang harus kita bayar saat kita pergi (maaf) toilet umum tentu sangat wajar dan tidak berlebihan kiranya ada pula biaya yang harus kita bayar untuk dapatkan Syurga-Nya Allah Tabarokawata’ala.
Pertanyaanya dengan apakah kita harus membayar agar kita dapatkan Syurga-Nya Allah Tabarokawata’ala?
Jawabanya adalah Firman Allah Tabarokawata’ala dalam Al-Quran Surat Ali-Imron ayat 142
اَمْ حَسِبْتُمْ اَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ جَاهَدُوْا مِنْكُمْ وَيَعْلَمَ الصّٰبِرِيْنَ
“Apakah Kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar” (QS 3: 142)
Dalam ayat ini Allah subhanahu wa ta'ala mensyaratkan dua hal yaitu Jihad dan Sabar. Sebuah syarat yang membutuhkan pengorbanan lahir dan batin, juga perjuangan (mujahadah) dan harus berkelanjutan (istiqamah).
Kisah syahidah pertama dalam awal perjuangan menegakkan islam beliau adalah Summayah binti Khoyyath. Awalnya beliau adalah seorang budak dari Abu Hudzaifah bin Mughiroh kemudian menikah dengan Yasir. Saat anaknya Ammar bin Yasir mengajak Summayah dan Yasir masuk Islam, keduanya pun menyambut panggilan iman tersebut, Namun setelah diketahui oleh kaum Kafir Quraiys keluarga ini terus menerus mengalami beranekaragam jenis penyiksaan tidak terkecuali Summayah, sampai pada akhirnya Summayah pun syahid dengan dibunuh dengan cara yang sangat biadab yaitu ditombak dialat (maaf) kemaluanya. Beliau gugur sebagai syahidah pertama dalam sejarah awal penyebaran islam.
Sebuah ibrah nyata buat kita semua Summayah yang notabene Muslimah tetap istiqamah di jalan Al-Islam walau nyawa menjadi taruhanya.
Summayah yang notabene Muslimah rela mengalami siksaan demi siksaan dari kaum Kafir Quraisy demi membela iman yang ada dalam dadanya.
Summayah yang notabene Muslimah tetap konsisten Istiqamah demi mendapatkan Syurga-Nya Allah Tabarokawata’ala.
Summayah yang notabene Muslimah yang juga seorang budak yang hidupnya terkungkung perintah tuanya bisa berlepas diri tidak turut perintah tuanya karna dia lebih memilih taat pada Robb-Nya.
Pertanyaan buat kita Kaum muslimin saat ini kita tidak mengalami siksaan yang dialami Summayah binti Khoyyath minimal kisah ini menjadi ibrah kita sebagai manusia merdeka sering kali kita labih taat pada tuan-tuan kita yang berupa tahta, harta, wanita, pertise bahkan pengaruh dari pada menuruti Robb-kita pemelihara dan pengatur hidup dan kehidupan kita Allah Tabarokawata’ala.
Summayah binti Khoyyath adalah tauladan nyata seorang Ashobiyah sahabat Wanita Rosulullah shallallahu alaihi wasallam membayar dengan harga tertentu demi mendapatkan Syurga-Nya Allah subhanahu wa ta'ala.
Dan kita tahu Syurga itu adalah puncak karunia/anugrah/kenikmatan yang terakhir yang Allah anugrahkan hanya untuk orang-orang bertakawa. Syurga bukan sesuatu yang murah, Syurga bukan sesuatu yang kotor, Tapi Syurga adalah tempat yang super indah wajar harga yang mesti dibayar tidak tanggung tanggung kalau perlu jiwa raga kita, kita bayarkan demi mencapai Syurga-Nya Allah Tabarokawata’ala Mudah-mudahan kita mendapatkan Pencerahan.
Kepada Allah kita Mengabdi.
Kepada Allah kita Mohon Pertolongan.