Alhamdulillah dengan berkat rahmat dan hidayah dari Allah ta'ala aku dapat kembali membuat tulisan sederhana yang bertujuan mengkaji materi Tentang Hikmah Puasa dari Guru saya Buyung Supriadi, S.S semoga Allah selalu memberikan rahmat kepada beliau, aamiin ya Rabb.
Sholawat serta salam mudah-mudahan selalu tercurah dan terlimpah kepada Qudwah dan Uswah kita semua Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kepada keluarganya, sahabatnya dan juga kepada seluruh Kaum Muslimin yang selalu berusaha Ittiba kepadanya.
Alhamdulillah tidak terasa kita sudah memasuki awal Bulan Romadhon. Syahrul Tarbiyah (Bulan Pendidikan) untuk Kaum Muslimin agar meraih Taqwa dihadapan Allah Tabarokawata’ala yang ganjaranya Syurga-Nya Allah Tabarokawata’ala,
Alhamdulillah kita Kaum Muslimin di Indonesia melaksanakan Ibadah Shaum kurang lebih 14 jam. Saudara saudara kita Kaum Muslimin di Jerman dan di Inggris di Musim Panas kurang lebih 20 jam melaksanakan Ibadah Shaum. Marilah kita tafakuri hal tersebut dalam rangka meningkatkan rasa taqwa kita pada Allah subhanahu wa ta'ala.
Untuk ukuran kita Kaum Muslimin yang ada di Indonesia tentu kagum dan ta’jub dengan keimanan saudara-saudara kita Kaum Muslimin yang melaksanakan Ibadah Shaum selama 20 jam, Mereka berpuasa sangat panjang yang tentu buat kita di Indonesia belum tentu sanggup melaksanakanya. Tapi peristiwa ini real terjadi di belahan bumi negara-negara subtropis yang kadang Qodarullah siang lebih panjang daripada malam, atau sebaliknya malam lebih panjang daripada siang.
Tapi kalau kita lihat dari perspektif orang-orang barat atau orang-orang kafir pada umumnya tentu hal ini adalah, "Sesuatu yang tidak mungkin atau aneh bahkan dianggap gila". Orang-orang barat pasti berkata, "that is insane".
Ajaran Islam benar benar menunjukkan kualitas cara hidup atau way of life yang bisa jadi dianggap hal yang tidak masuk akal, aneh bahkan gila oleh orang orang barat atau orang orang kafir pada umumnya.
Karna seorang Muslim tidak menggunakan logika manusia pada umumnya tapi seorang Muslim menggunakan logika Allah dan Rosul-Nya.
Pertanyaanya kenapa saudara-saudara kita sanggup melaksanakan Ibadah Shaum selama 20 jam? Karna bagi seorang Muslim Ibadah Shaum adalah sebuah Kebenaran yang datang dari Robb-kita Penguasa Jagat Raya Allah Tabarokawata’ala. Motivasi iman pada kebenaran yang datang dari Robb-kita Allah subhanahu wa ta ala yang menggerakkan kita Kaum Muslimin sanggup berpuasa selama 14 jam lamanya bahkan sampai 20 jam Insyaallah.
Saudara-saudara kita di Jerman juga di Inggris sanggup berpuasa 20 jam lamanya semata mata karna keyakinan bahwa Shaum adalah perintah dari Robb-kita Allah Tabarokawata’ala. Kita sanggup berpuasa karna unsur keimanan bukan unsur-unsur materi atau duniawi, tapi murni faktor iman. Inilah yang membedakan antara logika manusia biasa pada umumnya, yang semata mata hanya diukur oleh ukuran baik dan buruk menurut logika manusia atau ukuran untung dan rugi yang didapat dari melakukan sesuatu. Tapi faktor iman tidak semata mata baik dan buruk, benar dan salah atau untung rugi.
Bisa jadi kita terlihat lelah, letih, lesu bahkan dianggap rugi tapi kita yakin ada balasan dari Allah Tabarokawata’ala di Akhirat kelak dimasukkanya dalam Syurga-Nya Allah Tabarokawata’ala itulah logika Allah dan Rosul-Nya, logika iman yang ada didalam dada yang meyakini sepenuhnya bahwa apa yang datang dari Allah dan Rosul-Nya merupakan sebuah Kebenaran Sejati, Kebenaran yang Hakiki, Kebenaran yang datang ke jiwa-jiwa kita tanpa ada penolakan sama sekali tapi sepenuhnya Taslim atau Menerima dengan sepenuh hati dan jiwa.
Allah Tabarokawata’ala berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 147:
ࣖاَلْحَقُّ مِنْ رَّبِّكَ فَلَا تَكُوْنَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِيْنَ
"Kebenaran itu dari Tuhanmu, maka janganlah sekali-kali engkau (Muhammad) termasuk orang-orang yang ragu."
Peristiwa lain yang bisa menjadi ibrah juga tadzkirah buat kita semua adalah kisah sahabat Rosulullah Sholawatu alaihi wassalam Mus’aib bin Umair. Beliau adalah seorang sahabat yang sudah memiliki bisnis yang mapan, hidup terpandang di kota mekkah namun saat perintah hijrah datang beliau menyusul Rosulullah shallallahu alaihi wasallam beserta sahabat yang lain ke kota Madinah, hanya membawa pakaian yang melekat di tubuhnya.
Untuk manusia yang terikat pada logika manusia pada umumnya, tentu hal ini adalah sesuatu yang tidak masuk akal, mengorbankan hal yang nyata-nyata sudah mapan, mengorbankan hal yang nyata-nyata sudah mendapatkan kejayaan di dunia dikorbankan dengan kehidupan yang sangat jauh dari fasilitas duniawi.
Tapi Mus’aib bin Umair berjalan diatas logika Allah dan Rosul-Nya, Logika iman, beliau tinggalkan semuanya demi satu tujuan demi mencapai cinta-Nya pada Robbul Izzati Allah Tabarokawata’ala, bergabung bersama Rosulullah shallallahu alaihi wasallam dan para sahabat yang mulia demi membela Agama Allah.
Ternyata Romadhon yang Mulia telah memberikan sebuah pelajaran agung, "Saat Allah dan Rosul-Nya sudah memberi kita Sebuah Keputusan, Sebuah Ketetapan, Sebuah Perintah atau Sebuah Larangan, suka tidak suka terpaksa atau sukarela kita berusaha maksimal Tunduk tanpa Perlawanan, Sami’na Wa a’to’na pada perintah Allah dan Rosul-Nya".
Shaum atau Puasa adalah perintah Allah yang termaktub dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqaarah ayat 183:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,"
Ini adalah perintah Allah, ini adalah sebuah kebenaran yang datang dari Robb-kita Allah Tabarokawata’ala suka tidak suka, terpaksa atau sukarela kita harus Taslim pada perintah Allah.
Jadi halangan apapun, sebesar apapun, seberat apapun, 14 jam buat kita di Indonesia atau 20 jam buat saudara-saudara kita seiman di Jerman atau di Inggris insyaallah kita sanggup melaksanakanya. Semuanya karna bermula dari, "Keyakinan kita akan kebenaran yang datang dari Allah dan Rosul-Nya." Faktor iman inilah yang membedakan logika orang-orang beriman dan logika orang-orang barat atau logika orang-orang kafir pada umumnya. Bagi orang-orang beriman saat Allah beri keputusan maka kita sebagai orang-orang yang beriman Insya Allah kita taslim/taat/tunduk pada ketetapan Allah tersebut. Sedangkan bagi orang-orang barat atau orang-orang kafir pada umumnya pasti akan menolaknya dan menganggap kita melakukan sesuatu hal yang aneh, tidak masuk akal bahkan mungkin dianggap gila.
Maha Benar Allah yang telah mengungkap hal ini dalam firmanya dalam Al- Qur’an Surat Al-Ahzaab ayat 36:
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَّلَا مُؤْمِنَةٍ اِذَا قَضَى اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗٓ اَمْرًا اَنْ يَّكُوْنَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ اَمْرِهِمْ ۗوَمَنْ يَّعْصِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا مُّبِيْنًاۗ
"Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia telah tersesat, dengan kesesatan yang nyata."
Romadhon Mubarook telah memberi kita sebuah pelajaran agung, pelajaran penuh arti untuk semakin taat, patuh, taslim pada semua perintah Allah dan Rosul-Nya.
Sami’na Wa a’to’na. Kami dengar, Kami Taat.
Kepada Allah Kita Mengabdi.
Kepada Allah Kita Mohon Pertolongan.